Saturday, April 22, 2017

Diam

Kamu tak perlu bersuara

Aku tahu dimana kamu

Kamu tak perlu berkata cinta

Aku tahu perasaanmu

Diam - diam menyisihakn sedikit ruang,  untuk namaku

Diam - diam juga menyimpan hal yang sama

Sama-sama dalam diam

Bisu selamanya tak mengapa

Matamu cukup mewakilkannya

Aku bisa membaca, walau tak bersuara

Aku bisa membaca,  tanpa perlu mengeja

Cukup jadi bisu,  asal jangan buta.




~Delapan Empat~

Friday, April 14, 2017

Tak Terjawab

Aku masih setia duduk di peron kereta.
Dengan penuh pengharapan dan juga kecemasan.


Mau tersenyum rasanya enggan, ada yang mengganjal.

Kaki ku tak henti mengetuk-ngetuk lantai.
Semua wajah yang lewat ku perhatiakan satu-satu.
Semua terasa asing.

Aku masih setia, diperon kereta.
Orang-orang menyebut ku bodoh.
Diterpa hujan tak beranjak, di terpa angin pun tak bergerak.

Dimana kamu?

Bahkan aku tak tau harus mencari mu kemana lagi.
Peron stasiun kereta, tempat paling mungkin untuk menjumpai mu, pikirku.

Kemana kamu?

Setega itu berlalu tanpa pamit.
Kamu hilang, tak berbekas.
Kamu pergi, tak permisi.

Harus berapa lama lagi aku disini?

Apa kamu akan kembali?

Kenapa kamu tak pernah menoleh ketika pergi?

Aku masih setia diperon stasiun kereta, dengan sejuta pertanyaan yang memenuhi isi kepala.

Orang-orang menyebut ku bodoh.
Mereka bilang, kamu tak ada .
Mereka bilang, kamu tak nyata.

Mereka tidak benar.
Kamu ada.
Kamu nyata.

Kamu mencuri hati ku.
Kamu, dicuri oleh waktu.