Saturday, August 19, 2017

Kesatria Tanpa Nama

Jika otakku terlambat mengambil keputusan dan langkah kakiku terhenti sepersekian menit, mungkin kisah ini tidak akan ada.

Teruntukmu yang kusebut kesatria tanpa nama, rasanya kaki ku masih terasa berlari, demi menemuimu di stasiun kereta  yang sudah kita sepakati. Rasanya jantungku masih berdegup keras karena kelelahan berlari,  hanya karena aku tak mau mengingkari janji.

Semuanya masih terekam jelas bagai film yang diputar berulang-ulang, bagai mana kamu menghampiriku dipintu masuk kereta, membawakan tiket kereta untuk diserahkan kepada petugasnya. Dan kamu tau apa rasanya dalam kelelahan saat itu, ketika aku melihatmu, rongga dada ku bisa bernafas dengen lega, senyum pun mengembang begitu saja. Ya, aku tau. Itu rasanya bahagia. Entah karna aku bisa tiba pada waktunya atau mungkin karena bisa melihatmu dan kita bisa pergi bersama. Atau mungkin ke dua-duanya?. Entahlah. Yang aku tau, sejak saat itu kita akan melakukan perjalanan bersama.

Masih terasa bagaimana kereta melaju perlahan hingga berubah kecepatan. Percakapan, candaan dan sedikit rangkulan pun masih bisa ku rasakan, bagaimana kamu menggandeng ku sepanjang jalan malioboro, bercanda sepanjang jalan menuju tempat wisata. Dan bagaimana caramu memeluku dalam lelah ditidurku, sepanjang malam. Rasanya masih sulit dipercaya, kita...ya... hanya kita berdua dikota yang tak ku kenal siapa-siapa. Hanya kamu yang ada, hanya kamu yang kupunya, dikota yang memberikan cerita, mempersilahkan kita berdua menikmati senja dipantai yang sangat indah. Terimaksih yogyakarta.

Jika nanti aku kembali tanpa dia, setidaknya disana aku punya sedikit kisah yang bisa ku kenang di sepanjang jalannya. Setidaknya aku punya cerita dibeberapa sudut tempatnya, dan biarkan aku bernostalgia dengan segala rasa yang nantinya akan ku bawa.

Dan untuk kamu yang ku sebut kesatria tanpa nama, terimakasih untuk hari penuh kasih, penuh cerita & perjalanan yang mendewasakan. Perjalanan yang sempat membuat aku bahagia menikmatinya ketika kamu ada disana. Dan akan menjadi cerita yang mungkin akan sedikit melukai nantinya jika aku mengingatnya karna kita tak akan pernah ada bersama. Tapi kamu tidak perlu khawatir, ketika aku memutuskan menjadi yang kau rahasiakan, saat itu juga aku sudah siap dengan sedikit luka yang akan ku terima nantinya.

Untuk kamu yang kusebut kesatria tanpa mana, terimakasih untuk segala janji yang sudah kamu tepati, terimakasih sudah merubah sedikit fakta bahwa masih ada pria yang bisa dipegang kata-katanya. Tanpa kamu sadari atau tidak, kamu sudah jadi bagian dari proses pendewasaan. Karena aku tau, DIA mengirimmu bukan tanpa alasan.

Dan untukMU, yang maha Tinggi. Terimakasih sudah mempertemukan kami.

*Terimakasih telah menjadi inspirasi sekaligus imaginasi yang sempurna buatku.


No comments:

Post a Comment