Sunday, July 14, 2019

Menelisik Rindu

"Kangen. "
Tiba-tiba sebuah chat masuk,  membuat saya mengeryitkan dahi ketika membacanya.

"Salah kirim?. " balas ku.

"Engga, lu ga kangen?. " balasannya kali ini tidak hanya membuat saya negeryitkan dahi.  Tapi membuat saya sejenak menghela nafas dan berfikir keras.  Butuh hampir 10 menit untuk bisa menjawabnya.

"Ada yang berubah dengan rutinitas kita?." balas ku tanpa menjawab pertanyaannya lebih dulu.


"Kita lebih banyak di jalan akhir-akhir ini." jawabnya singkat.

"Ngerasa mulai hambar dan insecure,  iya.  Jadi ga ngerasa kangen." jawabku

" apa karna sibuk ngurus pernikahan ya?  Kangen ngobrol lama,  sekarang tiap sampe kost udah cape & ngantuk." jelasnya.

Lagi-lagi,  pesannya membuat saya terdiam berfikir.

"Iya,  semoga." jawabku singkat agar obrolan ini segera berakhir.

Berakhirnya obrolan di watsap sore itu,  tidak  membuat saya jadi berhenti berfikir. Saya mulai mengintrospeksi diri.  Bagaimana bisa saya mulai mengabaikan perasan sepenting itu. Perasaan yang harusnya membuat kami semakin erat.

Berkat obrolan itu saya jadi paham,
Bahwa rindu tidak selalu soal temu, tapi akan selalu bicara tentang "jarak",  apa dan mengapa.