Monday, May 27, 2019

Dialog

Ada seorang lelaki memakai kaos hitam dengan kemeja flannel abu-abu duduk sendiri dikursi pojok lantai 2, disalah satu cafe dipusat kota. Tatapannya tak berubah sejak awal dia mulai duduk.  Menatap kearah jalan raya,  seolah mengitung jumlah kendaran yang hadir, tatapannya kosong.  Seolah menunggu seseorang tapi tak kunjung hadir.

Entah kenapa,  dia seperti magnet,  pandangan saya tak mau beranjak darinya. Setelah beberapa lama mengamati. Saya memberanikan diri untuk duduk satu meja dengannya.

"Boleh saya duduk disini? "
"Silahkan". Jawabnya tanpa menoleh sedikitpun.

Saya sibuk mengaduk-aduk minuman yang saya pesan. Hampir 15memit. Tidak ada obrolan diantara kami.Tiba-tiba dia memecah hening.

"Kamu percaya time travel seperti yang dibuat tony stark? , rasanya menyenangkan bisa kembali kemasa lalu. "Ujarnya

"Pun kalau bisa kembali kemasa lalu, mereka bilang gak akan bisa memperbaiki masa depan. " jawabku.

"Setidaknya bisa memperbaiki masa lalu. " tambahnya.

"Saya juga masih berusaha keras berdamai dengan masa lalu, tapi saya gak yakin, kalo saya kembali ke masa lalu,  saya bisa memperbaiki semuanya.  Buat saya,  memperbaiki diri yang sekarang,  jauh lebih penting. Walau sepertinya menyenangkan kalau punya mesin waktu utk kembali kemasa yang menyenangkan" jawabku sambil menghela nafas.

Kali pertama pandangannya beralih kearah saya, tanpa ekpresi.

"Apa bagian paling menyenangkan dari hidupmu? " tanyanya

"Makan cheese cake,  sambil mendengarkan thank you for loving me-bonjovi."jawabku sambil tersenyum.

Dia mulai tersenyum sambil  membuang pandangannya ke jalan raya lagi.

"Kalau kamu? " tanyaku.

"Kamu." jawabnya sambil tersenyum.

 "Terimakasih sudah menjadi orang asing yang menyenangkan." ujarnya sambil meraih ransel dikursi, persis disebelahnya. Kemudian berlalu pergi.


"Hal paling menyenangkan dalam hidup saya adalah,  ketika tidak ada yang mengenal saya secara utuh."ujarku dalam hati.