Saturday, August 19, 2017

Sang Penipu

Puluhan kilometer yang kutempuh bukan karena aku hebat.
Ribuan jejak kaki yang tertinggal bukan karena aku tangguh.
Sungguh aku hanya mencari tempat pelarian terbaik.
Mencari tempat bersembunyi dari setiap kenyataan yang menyakitan.
Senyum hanya tampilan luar yang palsu, mencoba mengelabui setiap orang yang kujumpai.

Langkah gagah yang ku cipta setiap hari, hanya untuk melindungi diri dari tatap orang-orang yang penuh dengan dengan asumsi.
Kadang berlari kecil untuk secepatnya berlindung dari segala tatapan yang mengampiri.
berkata lelah sangatlah gengsi.
aku pecundang sejati.
penipu paling unggul dimuka bumi.

berlari dengan peluh, tersenyum sedikit agar tidak terlihat letih.
terjatuh tak terang-terangan, bergegas bangun agar tak ketahuan.
mau pergi kemana lagi???
ke ujung dunia pun tak akan mengubah jati diri.
aku penipu unggul di muka bumi.


Kesatria Tanpa Nama

Jika otakku terlambat mengambil keputusan dan langkah kakiku terhenti sepersekian menit, mungkin kisah ini tidak akan ada.

Teruntukmu yang kusebut kesatria tanpa nama, rasanya kaki ku masih terasa berlari, demi menemuimu di stasiun kereta  yang sudah kita sepakati. Rasanya jantungku masih berdegup keras karena kelelahan berlari,  hanya karena aku tak mau mengingkari janji.

Semuanya masih terekam jelas bagai film yang diputar berulang-ulang, bagai mana kamu menghampiriku dipintu masuk kereta, membawakan tiket kereta untuk diserahkan kepada petugasnya. Dan kamu tau apa rasanya dalam kelelahan saat itu, ketika aku melihatmu, rongga dada ku bisa bernafas dengen lega, senyum pun mengembang begitu saja. Ya, aku tau. Itu rasanya bahagia. Entah karna aku bisa tiba pada waktunya atau mungkin karena bisa melihatmu dan kita bisa pergi bersama. Atau mungkin ke dua-duanya?. Entahlah. Yang aku tau, sejak saat itu kita akan melakukan perjalanan bersama.

Masih terasa bagaimana kereta melaju perlahan hingga berubah kecepatan. Percakapan, candaan dan sedikit rangkulan pun masih bisa ku rasakan, bagaimana kamu menggandeng ku sepanjang jalan malioboro, bercanda sepanjang jalan menuju tempat wisata. Dan bagaimana caramu memeluku dalam lelah ditidurku, sepanjang malam. Rasanya masih sulit dipercaya, kita...ya... hanya kita berdua dikota yang tak ku kenal siapa-siapa. Hanya kamu yang ada, hanya kamu yang kupunya, dikota yang memberikan cerita, mempersilahkan kita berdua menikmati senja dipantai yang sangat indah. Terimaksih yogyakarta.

Jika nanti aku kembali tanpa dia, setidaknya disana aku punya sedikit kisah yang bisa ku kenang di sepanjang jalannya. Setidaknya aku punya cerita dibeberapa sudut tempatnya, dan biarkan aku bernostalgia dengan segala rasa yang nantinya akan ku bawa.

Dan untuk kamu yang ku sebut kesatria tanpa nama, terimakasih untuk hari penuh kasih, penuh cerita & perjalanan yang mendewasakan. Perjalanan yang sempat membuat aku bahagia menikmatinya ketika kamu ada disana. Dan akan menjadi cerita yang mungkin akan sedikit melukai nantinya jika aku mengingatnya karna kita tak akan pernah ada bersama. Tapi kamu tidak perlu khawatir, ketika aku memutuskan menjadi yang kau rahasiakan, saat itu juga aku sudah siap dengan sedikit luka yang akan ku terima nantinya.

Untuk kamu yang kusebut kesatria tanpa mana, terimakasih untuk segala janji yang sudah kamu tepati, terimakasih sudah merubah sedikit fakta bahwa masih ada pria yang bisa dipegang kata-katanya. Tanpa kamu sadari atau tidak, kamu sudah jadi bagian dari proses pendewasaan. Karena aku tau, DIA mengirimmu bukan tanpa alasan.

Dan untukMU, yang maha Tinggi. Terimakasih sudah mempertemukan kami.

*Terimakasih telah menjadi inspirasi sekaligus imaginasi yang sempurna buatku.


#Trowback Papandayan September 2015

pergilah ke tempat baru, maka kau akan dapat  penganti keluargamu"

Berawal dari rencana gue dan axa untuk belajar mendaki berdua, yang sering kita bicarakan setiap kali weekend bersama. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari gunung yang tidak terlalu jauh dan treknya tidak terlalu sulit. Karena pada saat itu axa juga baru belajar jadi seorang pengangguran, jadi kami berfikir ingin menggunakan waktu itu untuk mendaki.
Gue dan axa memutuskan untuk pergi mendaki ke papandayan. Setelah browsing dan tanya sana sini tentang treknya, dan yang paling penting TIDAK SULIT AIR, ternyata papandayan cocok untuk kita datangi berdua. Tapi karena kita sadar kita belum cukup berani untuk melakukan perjalanan itu berdua, kami pun mencari rombongan yang akan mendaki ketempat tujuan yang sama. Dan bermaksud untuk share cost aja, supaya gak terlalu sulit transportasinya.
Dan kita akhirnya menemukan sebuah komunitas yang ingin melakukan perjalanan kepapandayan, yang tertulis tanggal 4-6 september 2015. karena tanggalnya pas dengan jadwal libur gue, gue pun setuju untuk "menginduk" bersama mereka, dan mentrasfer sejumlah uang untuk transportasinya.

Dan tibalah di hari yang sudah di tentukan. selepas pulang kerja, gue dijemput axa menuju pepaya. sesampainya di sana gue bergegas untuk packing segala perlengkapan yang sudah di siapkan axa, hasil sponsor dari para senior pecinta alam (baca:minjem), dari mulai tenda, logistik dan lainnya. ini pertama kalinya gue packing sendiri, menata keril yang akan di bawa. Ternyata gak semudah klo cuma ngeliatin aja. Hihii. Padahal cuma bawa tenda, sleeping bag, dan logistik. Tapi 2 keril kita tetap gak cukup, sempet bongkar-bongkar lagi tapi akhirnya tetap gak rapih. Yasudahlah, kami membawa keril dengan packingan yang berantakan.

Sekitar pukul 19.00 WIB dengan diantar om dedi (ayahnya axa) dan Fazlur (abangnya axa) naik motor menuju terminal uki. Sekitar kurang lebih 1 jam kami tiba di terminal, dan sibuk mencari rombongan yang sama sekali belum gue  kenal. Hanya bertegur sapa lewat grup WA, setelah tanya-tanya akhirnya ketemu juga, ternyata ada beberapa yang belum tiba, gue sama axa memutuskan untuk makan malam dulu, di warung pecel sebelah terminal.

Setelah makan, gue baru tau ternyata orang yang tadi di warung pecel itu penyelengara acara ini.hihii. setelah semua kumpul, kami berangkat menuju terminal guntur. Sepanjang perjalanan gue tidur, dan kami semua tiba di guntur sekitar pukul 02.00 wib dini hari. Setelah itu lanjut naik angkutan buat menuju papandayan.

Dan tibalah kita di camp david sekitar hampir pukul 04.00 WIB. Ternayata disana banyak bgt warung-warung, kami semua langsung istirahat tidur karena udaranya cukup dingin dan sepakat akan start pendakian jam 08.00 WIB pagi. Gue sama axa tidur di bale bambu punya mba-mba warung, sementara yang lainnya tidur di bale dibelakang warung.

gue kebangun sekitar pukul 06.00, karena kebelet pengen buang air kecil, asli males banget pagi-pagi kena air yang dingin luar  biasa tapi apa daya gue kebelet kencing. Dan bener aja airrrnyaaaaa ituuuu diiinggiiinnn luuuaaarrr biaasssaaa. Brrrrr.

Setelah itu kita semua sarapan, gue pesen mie rebus di mba-mba warung. Setelah selesai sarapan kita semua kumpul di belakang warung yang halamannya cukup luas, kita semua perkenalan nama dan tempat asal. terus dikenalin juga sama kakak-kakak wissemu yang bakal sharing nantinya di camp. Setelah itu doa, dan mulailah pendakiannya.

Dipandu sama seorang cewe yang badannya mungil tapi keliatan dari parasnya dia perempuan tangguh, Rasanya gue pengen manggil dia think. Iya thinkerbell, gak bersayap tapi berkeril. gue menginduk terus dibelakangnya. Baru nanjak berapa mdpl, langsung di suguhin pemandangan yang keren, langit nya cerah, ahh.. alam bener-bener menampakan keindahannya, baru segitu aja udah bikin gue jatuh cinta lagi sama alamNYA. Setelah poto-poto, kami semua melanjutakan perjalanan lagi. Sepanjang perjalanan gue gak berhenti liat pemandangan sekitar. ada beberapa motor cross yang lewat depan mata, yang kadang bikin kesel denger bunyinya, disaat gue berlelah-lelah jalan kaki, eh akamsinya bisa mondar mandir naik motor. Tapi gue  menikmati setiap langkahnya. Sepanjang jalan, kadang buat ngusir lelah gue negur temen-temen yg lainnya atau sekedar ngeledek dan becanda sama axa.

Setelah kurang lebih 3 jam pendakian kita tiba di pondok saladah. ah.. nooo banyak banget warung disitu, ada yang jual cilok, nasgor, mie rebuss dan makanan lainnya, untung gak ada kfc. Dan yang gak perlu dikhawatirin dipapandayan ada MCK nya, tapi kudu ngantri dan bayar kaya di WC umum. Gue nyengir getir. papandayan udah hampir kaya tempat wisata banget, ya cocoklah buat pemula kaya gue.

Setelah itu kita semua diarahin buat bikin tenda di lahan yang cukup luasss, deket hamparan edelweis. Tapi sayang kemarin edelweisnya lagi kurang bagus. setelah bikin tenda gue istirahat. ohy, sebelum berangkat, di grup watsap, kita udah di buat grup nanti setenda sama siapa aja. Gue setenda sama axa yg pastinya ditambah seorang ibu-ibu yang usianya mungkin sudah diatas 40tahunan, yang gue salut adalah semangatanya sama fisiknya juga luar biasa. Setelah ngobrol-ngobrol, gue tidur karena awalnya di rundown bakal ada sesi sharing tapi ternyata engga. Itu juga pertama kalinya gue tidur siangg di gununggg. Haha di gunung tidur siang, omaigottt. 😬

Ketika menjelang sore, sekitar jam 16.00WIB. Kita semua ke hutan mati buat foto-foto. Tapi di tengah jalan menuju hutan mati, perut axa kontraksi, dia jadi rewel dan klo liat mukanya waktu itu gue pengen ketawa tapi itu gak gue lakuin.haha, gue nganter axa, melipir sebentar ke semak-semak biar dia bisa ngeluarin kotoran dalam perutnya tapi ternyata di gak nyaman. Cuma sebentar di hutan mati, axa ngajakin balik ke MCK. Setelah itu balik lagi ketenda. Dan di tenda, orang-orang heboh sama babi hutan yang mondar mandir di belakang tenda kita. Itu juga pertama kalinya gue liat babi hutan secara langsung. Haha norak bgt yak gua.

Setelah balik ke tenda, gue sempet ngobrol-ngobrol sama seorang wanita yang wajahnya keibuan banget, klo liat mukannya jadi inget ibu nya euis di film keluarga cemara. Tapi wanita ini bukan dari sunda, keliatan dari logatnya. Gue pun tanya asal dia dari mana, gue pikir dia dari padang ternyata dia dari medan. Namanya Rika, gue nanya seputar komunitas wanita dan gunung ini. beliau pun menjelaskan dengan senang hati. Dan ternyata ini bukan sebuah komunitas, beliau menjelaskan bahwa ini sebuah wadah yang mengajak siapa aja khususnya wanita yang suka berkegiatan di alam bebas buat share cost bareng, hanya sebatas itu yg gue tangkep waktu itu. terus di jelasin siapa aja yang ada di balik berdirinya wanita dan gunung, ada echi sang tinkerbell versi gue, syuta, dan sang ketua suku ada docae. Setelah itu kita ngobrol-ngobrol ringan, berdasarkan rundown malemnya bakal ada acara api unggun dan summit pas subuh, kita pun disuruh tidur dulu sekitar pukul 18.00 WIB. Tapi ternyata gue tidur sampe pagi, dan sampe pukul 06.00 WIB.

Pagi, gak ada yang bangunin buat summit. Sepertinya masih pada terlelap di tenda masing-masing. Tapi karna tujuan gue sama axa dateng kesini buat menyelesaikan perjalanan kita, jadi kita gak punya alesan buat gk sampe di puncak. walau gue  sama axa sama-sama gak tau jalan menuju tegal alun, tapi berbekal kesotoyan kita, kita yakin aja nanti bisa nanya-nanya, toh di gunung ini kita gak cuma berdua. Dan ternyata bu tuty pun ingin ikut kepuncak juga. Jadilah kita tiga perempuan yg gak tau jalan ke tegal alun, sok sok an mau muncak, setelah sampe deket hutan mati kita ber tiga bingung jalannya kemana, tapi disitu kita ketemu sama 5 anak laki-laki yang baru turun dr hutan mati, kita tanya sama mereka arah ke tegal alun.

Awalnya mereka cuma mau nunjukin arahnya aja tapi mereka berubah pikiran malah jadi satu rombongan. perjalanan kita jadi seru, ketemu anak-anak caur kaya mereka. Mereka nyemangatin bu tuty yang jalan nanjak perlahan, klo bu tuty berenti mereka langsung teriak-teriak "ibu.. ibuu..ibuu semangat ibu.. sambil joged-joged sama bunyiin botol aqua." Gue sama axa jadi ketawa-ketawa liat tingkah mereka. Baru kenal berapa menit yang lalu tapi udah akrab.

Perjalanan kita jadi lebih menyenangkan. sekitar hampir 2 jam akhirnya kita sampe di tegal alun. Disana poto-poto, kenalan dan ngobrol sama rombongan caur, yang gue inget namanya cuma arif sama jae yang 3 nya lupa. Setelah 1 jam akhirnya kita turun. Kembali ke camp, kita pun ngajak mereka mampir ke tenda kita trus kita kasih makanan yang ada karena kita males bawa turun lagi tuh makanan yang belom kemakan di tenda. Setelah itu kita packing. Dan turun. Setibanya di camp david gue sama axa pamit pulang duluan gak ikut bareng rombongan karena gue disusulin sama neptune.

*Tulisan ini udah ada di draft dari lama tapi gak gue posting-posting. sekalian throwback jadi gue posting sekarang, biar gak mubajir. hehe

Wednesday, August 16, 2017

Merdeka Macam Apa?

Kemerdekaan macam apa yang kamu dambakan,  jika rasa takut masih sering menjajah keberanian.

Kemerdekaan macam apa yang kamu bayangkan,  jika  yang punya kuasa masih bertindak sesukanya.

Kemerdekaan macam apa yang kamu teriakan,  jika kebodohan masih banyak disekitar.

Kemerdekaan macam apa yang kamu inginkan,  jika dalam satu RUMAH saja masih saling menyerang.

Kemerdekaan macam apa yang kamu bicarakan,  jika masih takut MENINGGALKAN TEMPAT PALING NYAMAN.

Kemerdekaan seperti apa yang kamu pikirkan, menahan nafsu saja masih kelimpungan.

Kemerdekaan macam apa yang kamu tinggi-tinggikan,  jika kebohongan mendominasi kejujuran.

Kemerdekaan macam apa yang kamu impikan, dirimu sendiri saja masih belum kamu kalahkan.

Perang tidak akan pernah berhenti.
Karena MERDEKA adalah MATI.