Tuesday, December 12, 2017

Bingung

Luka-luka yang sudah mengering
Atau aku yang hampir lupa rasanya sakit? 
Aku sudah lupa rasanya merindu,  sampai kamu tiba-tiba menyapa,  hingga aku kehilangan banyak kata. 

Aku tau kamu rindu,
Hanya saja tak tersurat. 

Berkali-kali kamu bilang tak bisa tinggal. 
Tapi berkali-kali juga kamu datang. 
Satu hal yang aku tau, kamu bukan tidak bisa. 
Tapi tidak ingin. 

Sunday, November 12, 2017

Tak Terkata

Bagaimana cara mendeskripskan mu?
Ada, tapi entahlah...
Bagaimana cara mengenggam mu?
Jika secepat angin kamu berlalu.
Ragamu cukup duduk disampingku
Tidak..  Kamu tidak perlu bicara banyak
Hadirmu sudah cukup bagiku

Banyak hal yang ingin ku bincangkan bersamamu.
Semua kata seketika menghilang dikepalaku
Semua dialog dikepalaku ketika menunggu hadirmu, lenyap entah kemana.
Kamu ini penyihir atau apa?
Ingin aku memintamu, singgahlah sedikit lebih lama.
Berpura-puralah menjadikan ku tempat paling nyaman,  hingga pergipun kamu enggan.

Kamu selalu asik dengan semua irama yang kamu ciptakan.
Sedangkan aku selalu terhipnotis dengan semua pesonanya.
Kamu hidup dengan segala yang membebaskanmu.
Aku ingin hidup  menjadi bayang-bayangmu.
Mungkin terlalu mewah mintamu,  menjadikan aku rumah.
Tapi tetap saja sulit memintamu,  menjadikan ku tempat singgah.

~Sanur,  september 2107~

Saturday, August 19, 2017

Sang Penipu

Puluhan kilometer yang kutempuh bukan karena aku hebat.
Ribuan jejak kaki yang tertinggal bukan karena aku tangguh.
Sungguh aku hanya mencari tempat pelarian terbaik.
Mencari tempat bersembunyi dari setiap kenyataan yang menyakitan.
Senyum hanya tampilan luar yang palsu, mencoba mengelabui setiap orang yang kujumpai.

Langkah gagah yang ku cipta setiap hari, hanya untuk melindungi diri dari tatap orang-orang yang penuh dengan dengan asumsi.
Kadang berlari kecil untuk secepatnya berlindung dari segala tatapan yang mengampiri.
berkata lelah sangatlah gengsi.
aku pecundang sejati.
penipu paling unggul dimuka bumi.

berlari dengan peluh, tersenyum sedikit agar tidak terlihat letih.
terjatuh tak terang-terangan, bergegas bangun agar tak ketahuan.
mau pergi kemana lagi???
ke ujung dunia pun tak akan mengubah jati diri.
aku penipu unggul di muka bumi.


Kesatria Tanpa Nama

Jika otakku terlambat mengambil keputusan dan langkah kakiku terhenti sepersekian menit, mungkin kisah ini tidak akan ada.

Teruntukmu yang kusebut kesatria tanpa nama, rasanya kaki ku masih terasa berlari, demi menemuimu di stasiun kereta  yang sudah kita sepakati. Rasanya jantungku masih berdegup keras karena kelelahan berlari,  hanya karena aku tak mau mengingkari janji.

Semuanya masih terekam jelas bagai film yang diputar berulang-ulang, bagai mana kamu menghampiriku dipintu masuk kereta, membawakan tiket kereta untuk diserahkan kepada petugasnya. Dan kamu tau apa rasanya dalam kelelahan saat itu, ketika aku melihatmu, rongga dada ku bisa bernafas dengen lega, senyum pun mengembang begitu saja. Ya, aku tau. Itu rasanya bahagia. Entah karna aku bisa tiba pada waktunya atau mungkin karena bisa melihatmu dan kita bisa pergi bersama. Atau mungkin ke dua-duanya?. Entahlah. Yang aku tau, sejak saat itu kita akan melakukan perjalanan bersama.

Masih terasa bagaimana kereta melaju perlahan hingga berubah kecepatan. Percakapan, candaan dan sedikit rangkulan pun masih bisa ku rasakan, bagaimana kamu menggandeng ku sepanjang jalan malioboro, bercanda sepanjang jalan menuju tempat wisata. Dan bagaimana caramu memeluku dalam lelah ditidurku, sepanjang malam. Rasanya masih sulit dipercaya, kita...ya... hanya kita berdua dikota yang tak ku kenal siapa-siapa. Hanya kamu yang ada, hanya kamu yang kupunya, dikota yang memberikan cerita, mempersilahkan kita berdua menikmati senja dipantai yang sangat indah. Terimaksih yogyakarta.

Jika nanti aku kembali tanpa dia, setidaknya disana aku punya sedikit kisah yang bisa ku kenang di sepanjang jalannya. Setidaknya aku punya cerita dibeberapa sudut tempatnya, dan biarkan aku bernostalgia dengan segala rasa yang nantinya akan ku bawa.

Dan untuk kamu yang ku sebut kesatria tanpa nama, terimakasih untuk hari penuh kasih, penuh cerita & perjalanan yang mendewasakan. Perjalanan yang sempat membuat aku bahagia menikmatinya ketika kamu ada disana. Dan akan menjadi cerita yang mungkin akan sedikit melukai nantinya jika aku mengingatnya karna kita tak akan pernah ada bersama. Tapi kamu tidak perlu khawatir, ketika aku memutuskan menjadi yang kau rahasiakan, saat itu juga aku sudah siap dengan sedikit luka yang akan ku terima nantinya.

Untuk kamu yang kusebut kesatria tanpa mana, terimakasih untuk segala janji yang sudah kamu tepati, terimakasih sudah merubah sedikit fakta bahwa masih ada pria yang bisa dipegang kata-katanya. Tanpa kamu sadari atau tidak, kamu sudah jadi bagian dari proses pendewasaan. Karena aku tau, DIA mengirimmu bukan tanpa alasan.

Dan untukMU, yang maha Tinggi. Terimakasih sudah mempertemukan kami.

*Terimakasih telah menjadi inspirasi sekaligus imaginasi yang sempurna buatku.


#Trowback Papandayan September 2015

pergilah ke tempat baru, maka kau akan dapat  penganti keluargamu"

Berawal dari rencana gue dan axa untuk belajar mendaki berdua, yang sering kita bicarakan setiap kali weekend bersama. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari gunung yang tidak terlalu jauh dan treknya tidak terlalu sulit. Karena pada saat itu axa juga baru belajar jadi seorang pengangguran, jadi kami berfikir ingin menggunakan waktu itu untuk mendaki.
Gue dan axa memutuskan untuk pergi mendaki ke papandayan. Setelah browsing dan tanya sana sini tentang treknya, dan yang paling penting TIDAK SULIT AIR, ternyata papandayan cocok untuk kita datangi berdua. Tapi karena kita sadar kita belum cukup berani untuk melakukan perjalanan itu berdua, kami pun mencari rombongan yang akan mendaki ketempat tujuan yang sama. Dan bermaksud untuk share cost aja, supaya gak terlalu sulit transportasinya.
Dan kita akhirnya menemukan sebuah komunitas yang ingin melakukan perjalanan kepapandayan, yang tertulis tanggal 4-6 september 2015. karena tanggalnya pas dengan jadwal libur gue, gue pun setuju untuk "menginduk" bersama mereka, dan mentrasfer sejumlah uang untuk transportasinya.

Dan tibalah di hari yang sudah di tentukan. selepas pulang kerja, gue dijemput axa menuju pepaya. sesampainya di sana gue bergegas untuk packing segala perlengkapan yang sudah di siapkan axa, hasil sponsor dari para senior pecinta alam (baca:minjem), dari mulai tenda, logistik dan lainnya. ini pertama kalinya gue packing sendiri, menata keril yang akan di bawa. Ternyata gak semudah klo cuma ngeliatin aja. Hihii. Padahal cuma bawa tenda, sleeping bag, dan logistik. Tapi 2 keril kita tetap gak cukup, sempet bongkar-bongkar lagi tapi akhirnya tetap gak rapih. Yasudahlah, kami membawa keril dengan packingan yang berantakan.

Sekitar pukul 19.00 WIB dengan diantar om dedi (ayahnya axa) dan Fazlur (abangnya axa) naik motor menuju terminal uki. Sekitar kurang lebih 1 jam kami tiba di terminal, dan sibuk mencari rombongan yang sama sekali belum gue  kenal. Hanya bertegur sapa lewat grup WA, setelah tanya-tanya akhirnya ketemu juga, ternyata ada beberapa yang belum tiba, gue sama axa memutuskan untuk makan malam dulu, di warung pecel sebelah terminal.

Setelah makan, gue baru tau ternyata orang yang tadi di warung pecel itu penyelengara acara ini.hihii. setelah semua kumpul, kami berangkat menuju terminal guntur. Sepanjang perjalanan gue tidur, dan kami semua tiba di guntur sekitar pukul 02.00 wib dini hari. Setelah itu lanjut naik angkutan buat menuju papandayan.

Dan tibalah kita di camp david sekitar hampir pukul 04.00 WIB. Ternayata disana banyak bgt warung-warung, kami semua langsung istirahat tidur karena udaranya cukup dingin dan sepakat akan start pendakian jam 08.00 WIB pagi. Gue sama axa tidur di bale bambu punya mba-mba warung, sementara yang lainnya tidur di bale dibelakang warung.

gue kebangun sekitar pukul 06.00, karena kebelet pengen buang air kecil, asli males banget pagi-pagi kena air yang dingin luar  biasa tapi apa daya gue kebelet kencing. Dan bener aja airrrnyaaaaa ituuuu diiinggiiinnn luuuaaarrr biaasssaaa. Brrrrr.

Setelah itu kita semua sarapan, gue pesen mie rebus di mba-mba warung. Setelah selesai sarapan kita semua kumpul di belakang warung yang halamannya cukup luas, kita semua perkenalan nama dan tempat asal. terus dikenalin juga sama kakak-kakak wissemu yang bakal sharing nantinya di camp. Setelah itu doa, dan mulailah pendakiannya.

Dipandu sama seorang cewe yang badannya mungil tapi keliatan dari parasnya dia perempuan tangguh, Rasanya gue pengen manggil dia think. Iya thinkerbell, gak bersayap tapi berkeril. gue menginduk terus dibelakangnya. Baru nanjak berapa mdpl, langsung di suguhin pemandangan yang keren, langit nya cerah, ahh.. alam bener-bener menampakan keindahannya, baru segitu aja udah bikin gue jatuh cinta lagi sama alamNYA. Setelah poto-poto, kami semua melanjutakan perjalanan lagi. Sepanjang perjalanan gue gak berhenti liat pemandangan sekitar. ada beberapa motor cross yang lewat depan mata, yang kadang bikin kesel denger bunyinya, disaat gue berlelah-lelah jalan kaki, eh akamsinya bisa mondar mandir naik motor. Tapi gue  menikmati setiap langkahnya. Sepanjang jalan, kadang buat ngusir lelah gue negur temen-temen yg lainnya atau sekedar ngeledek dan becanda sama axa.

Setelah kurang lebih 3 jam pendakian kita tiba di pondok saladah. ah.. nooo banyak banget warung disitu, ada yang jual cilok, nasgor, mie rebuss dan makanan lainnya, untung gak ada kfc. Dan yang gak perlu dikhawatirin dipapandayan ada MCK nya, tapi kudu ngantri dan bayar kaya di WC umum. Gue nyengir getir. papandayan udah hampir kaya tempat wisata banget, ya cocoklah buat pemula kaya gue.

Setelah itu kita semua diarahin buat bikin tenda di lahan yang cukup luasss, deket hamparan edelweis. Tapi sayang kemarin edelweisnya lagi kurang bagus. setelah bikin tenda gue istirahat. ohy, sebelum berangkat, di grup watsap, kita udah di buat grup nanti setenda sama siapa aja. Gue setenda sama axa yg pastinya ditambah seorang ibu-ibu yang usianya mungkin sudah diatas 40tahunan, yang gue salut adalah semangatanya sama fisiknya juga luar biasa. Setelah ngobrol-ngobrol, gue tidur karena awalnya di rundown bakal ada sesi sharing tapi ternyata engga. Itu juga pertama kalinya gue tidur siangg di gununggg. Haha di gunung tidur siang, omaigottt. 😬

Ketika menjelang sore, sekitar jam 16.00WIB. Kita semua ke hutan mati buat foto-foto. Tapi di tengah jalan menuju hutan mati, perut axa kontraksi, dia jadi rewel dan klo liat mukanya waktu itu gue pengen ketawa tapi itu gak gue lakuin.haha, gue nganter axa, melipir sebentar ke semak-semak biar dia bisa ngeluarin kotoran dalam perutnya tapi ternyata di gak nyaman. Cuma sebentar di hutan mati, axa ngajakin balik ke MCK. Setelah itu balik lagi ketenda. Dan di tenda, orang-orang heboh sama babi hutan yang mondar mandir di belakang tenda kita. Itu juga pertama kalinya gue liat babi hutan secara langsung. Haha norak bgt yak gua.

Setelah balik ke tenda, gue sempet ngobrol-ngobrol sama seorang wanita yang wajahnya keibuan banget, klo liat mukannya jadi inget ibu nya euis di film keluarga cemara. Tapi wanita ini bukan dari sunda, keliatan dari logatnya. Gue pun tanya asal dia dari mana, gue pikir dia dari padang ternyata dia dari medan. Namanya Rika, gue nanya seputar komunitas wanita dan gunung ini. beliau pun menjelaskan dengan senang hati. Dan ternyata ini bukan sebuah komunitas, beliau menjelaskan bahwa ini sebuah wadah yang mengajak siapa aja khususnya wanita yang suka berkegiatan di alam bebas buat share cost bareng, hanya sebatas itu yg gue tangkep waktu itu. terus di jelasin siapa aja yang ada di balik berdirinya wanita dan gunung, ada echi sang tinkerbell versi gue, syuta, dan sang ketua suku ada docae. Setelah itu kita ngobrol-ngobrol ringan, berdasarkan rundown malemnya bakal ada acara api unggun dan summit pas subuh, kita pun disuruh tidur dulu sekitar pukul 18.00 WIB. Tapi ternyata gue tidur sampe pagi, dan sampe pukul 06.00 WIB.

Pagi, gak ada yang bangunin buat summit. Sepertinya masih pada terlelap di tenda masing-masing. Tapi karna tujuan gue sama axa dateng kesini buat menyelesaikan perjalanan kita, jadi kita gak punya alesan buat gk sampe di puncak. walau gue  sama axa sama-sama gak tau jalan menuju tegal alun, tapi berbekal kesotoyan kita, kita yakin aja nanti bisa nanya-nanya, toh di gunung ini kita gak cuma berdua. Dan ternyata bu tuty pun ingin ikut kepuncak juga. Jadilah kita tiga perempuan yg gak tau jalan ke tegal alun, sok sok an mau muncak, setelah sampe deket hutan mati kita ber tiga bingung jalannya kemana, tapi disitu kita ketemu sama 5 anak laki-laki yang baru turun dr hutan mati, kita tanya sama mereka arah ke tegal alun.

Awalnya mereka cuma mau nunjukin arahnya aja tapi mereka berubah pikiran malah jadi satu rombongan. perjalanan kita jadi seru, ketemu anak-anak caur kaya mereka. Mereka nyemangatin bu tuty yang jalan nanjak perlahan, klo bu tuty berenti mereka langsung teriak-teriak "ibu.. ibuu..ibuu semangat ibu.. sambil joged-joged sama bunyiin botol aqua." Gue sama axa jadi ketawa-ketawa liat tingkah mereka. Baru kenal berapa menit yang lalu tapi udah akrab.

Perjalanan kita jadi lebih menyenangkan. sekitar hampir 2 jam akhirnya kita sampe di tegal alun. Disana poto-poto, kenalan dan ngobrol sama rombongan caur, yang gue inget namanya cuma arif sama jae yang 3 nya lupa. Setelah 1 jam akhirnya kita turun. Kembali ke camp, kita pun ngajak mereka mampir ke tenda kita trus kita kasih makanan yang ada karena kita males bawa turun lagi tuh makanan yang belom kemakan di tenda. Setelah itu kita packing. Dan turun. Setibanya di camp david gue sama axa pamit pulang duluan gak ikut bareng rombongan karena gue disusulin sama neptune.

*Tulisan ini udah ada di draft dari lama tapi gak gue posting-posting. sekalian throwback jadi gue posting sekarang, biar gak mubajir. hehe

Wednesday, August 16, 2017

Merdeka Macam Apa?

Kemerdekaan macam apa yang kamu dambakan,  jika rasa takut masih sering menjajah keberanian.

Kemerdekaan macam apa yang kamu bayangkan,  jika  yang punya kuasa masih bertindak sesukanya.

Kemerdekaan macam apa yang kamu teriakan,  jika kebodohan masih banyak disekitar.

Kemerdekaan macam apa yang kamu inginkan,  jika dalam satu RUMAH saja masih saling menyerang.

Kemerdekaan macam apa yang kamu bicarakan,  jika masih takut MENINGGALKAN TEMPAT PALING NYAMAN.

Kemerdekaan seperti apa yang kamu pikirkan, menahan nafsu saja masih kelimpungan.

Kemerdekaan macam apa yang kamu tinggi-tinggikan,  jika kebohongan mendominasi kejujuran.

Kemerdekaan macam apa yang kamu impikan, dirimu sendiri saja masih belum kamu kalahkan.

Perang tidak akan pernah berhenti.
Karena MERDEKA adalah MATI. 

Tuesday, July 25, 2017

Secangkir Cokelat Hangat

Secangkir cokelat hangat yang kamu suguhkan tidak terlalu manis.

Tapi sikapmu cukup manis untuk membuatku tertarik.

Bahkan secangkir cokelat hangat yang kamu suguhkan tidak terlalu hangat,  dibanding percakapan kita.

Cangkir cokelatku kalah hangat dengan semuanya,  bahkan saat kamu mulai menawarkan kehangatan lain.

Sehangat itukah kamu?.

Kamu bilang,  kamu biasa menjadi pemecah dingin.

Benarkah?

Kamu tidak terlalu hangat buatku.

Bahkan kurasa ada sesuatu yang beku.

Benarkah kamu bisa menjaadi pemecah dinginku?.

Kurasa kamu yang butuh penghangat,  agar berkurang dinginmu.

Bagaimana bisa kamu beri kehangatan,  jika yang kulihat hanya kebekuan dalam dirimu.

Ya mungkin itu cuma asumsiku.

Hangatmu hanya sebatas dalam perbincangan kita saja.  Dan itu cukup .

"Renon,  Juni 2017"

Sunday, June 4, 2017

Bukan Salah Rindu

Ternyata tidak sesimple mengemas barang-barang, pergi dan lupa.
Nyatanya kemana saja aku pergi,  rindu terhadapmu tetap saja membuntuti.
Seolah aku dan rindu sudah menjadi sahabat karib yang tak terpisahkan.  Juga bayang-bayangmu.

Sebodoh ini ternyata aku,  tidak bisa memprediksi bahwa rindu semenyakitkan ini?.

Aku kira semudah itu,  tidak melihat kamu,  maka damai hidup ku.
Nyatanya, bayangan mu selalu menjelma tiba-tiba dipejaman mata.

Ah,  kamu ini mahluk apa?

Datang sesukanya,  pergi begitu saja.
Kamu fikir aku shelter pemberhentian?
Dipijak sejenak,  lalu pergi bersama bus lainnya.

Aku sibuk merinduimu.

Kamu sibuk bercumbu.

Kepalaku isinya kamu.

Sementara kamu tak pernah terlintas aku.

Ternyata pergi bukanlah solusi.
Ternyata semua hanya tentang aku belum rela.

Yang kusalahkan selalu rindu.
Ini hanya perkara menerima..
Karena menerima bukan perkara mudah.

Karena kamu jatuh cinta pertamaku.

~K~

Thursday, May 25, 2017

Kosong

Pernah ada beberapa nama yang singgah, hanya saja tidak tinggal.
Jika di bilang kosong tidak benar-benar kosong.

Tapi jika di bilang berpenghuni,  tak pernah terlihat seorangpun disana.
Jika dibilang kosong,  ya mungkin benar, tapi tidak juga.

Ahh, Rumit sekali rasanya.
Aku selalu rindu dengan penghuninya,  sampai-sampai lupa bagaimana rasanya dirindui.

Aku mencoba mengecek ulang tempat itu.

Kosong....

Tak ada satupun yang tersisa.
Coba memastikan setiap sudutnya.
Lagi-lagi yang kujumpai hanya ruang kosong tak berpenghuni.

Mereka benar,  kamu pergi sejak lama.
Tidak kah kamu menyisakan satu untuk ku?
Karena kamu membawa semua miliku.

~Denpasar, Mei 2017~

Thursday, May 4, 2017

Tanah Gersang

Melangkah sejauh yang aku bisa,  membuat sebuah cerita dengan aroma tanah yang berbeda.  Ada gersang, tanah kelahiranku ku pun sama,  tapi ditanah orang semua terasa berbeda.

Bukan,  aku tidak merasa asing,  hanya saja tuhan sangat baik.  Selalu memberiku kemudahan disetiap kaki di jejakan. Bahkan ketika ditanah yang tak ada satu pun yang ku kenal. Bukan kali pertama aku menginjakan kaki di tanah yang berbeda.

Bukan tak mau pulang,  hanya saja masih  ingin menginjakan kaki di tanah-tanah yang lainnya.

Jangan bicara soal rindu pada ku,  rindu tak selalu soal pertemuan,  bahkan ketika sering bertemu pun aku tetap rindu.  Aku jaub lebih mengerti arti rindu.

Ada kalanya kamu harus berjarak,  ada kalanya kamu harus bebas. Membebaskan jiwa,  membebaskan pikiran.  Ada kalanya kamu harus membuat memori dirimu sendiri. Melakukan apa yang ingin aku lakukan .


Saturday, April 22, 2017

Diam

Kamu tak perlu bersuara

Aku tahu dimana kamu

Kamu tak perlu berkata cinta

Aku tahu perasaanmu

Diam - diam menyisihakn sedikit ruang,  untuk namaku

Diam - diam juga menyimpan hal yang sama

Sama-sama dalam diam

Bisu selamanya tak mengapa

Matamu cukup mewakilkannya

Aku bisa membaca, walau tak bersuara

Aku bisa membaca,  tanpa perlu mengeja

Cukup jadi bisu,  asal jangan buta.




~Delapan Empat~

Friday, April 14, 2017

Tak Terjawab

Aku masih setia duduk di peron kereta.
Dengan penuh pengharapan dan juga kecemasan.


Mau tersenyum rasanya enggan, ada yang mengganjal.

Kaki ku tak henti mengetuk-ngetuk lantai.
Semua wajah yang lewat ku perhatiakan satu-satu.
Semua terasa asing.

Aku masih setia, diperon kereta.
Orang-orang menyebut ku bodoh.
Diterpa hujan tak beranjak, di terpa angin pun tak bergerak.

Dimana kamu?

Bahkan aku tak tau harus mencari mu kemana lagi.
Peron stasiun kereta, tempat paling mungkin untuk menjumpai mu, pikirku.

Kemana kamu?

Setega itu berlalu tanpa pamit.
Kamu hilang, tak berbekas.
Kamu pergi, tak permisi.

Harus berapa lama lagi aku disini?

Apa kamu akan kembali?

Kenapa kamu tak pernah menoleh ketika pergi?

Aku masih setia diperon stasiun kereta, dengan sejuta pertanyaan yang memenuhi isi kepala.

Orang-orang menyebut ku bodoh.
Mereka bilang, kamu tak ada .
Mereka bilang, kamu tak nyata.

Mereka tidak benar.
Kamu ada.
Kamu nyata.

Kamu mencuri hati ku.
Kamu, dicuri oleh waktu.

Sunday, March 26, 2017

Keheningan

Aku melihatmu di balik tirai hujan

Agak samar tapi nyata.

Enggan menyapa tapi tak berpaling dari pandang.

Aku ingin bertanya, "apa kamu kedinginan?." Tapi kelu.

Seolah dapat membaca aku, tatap mu menjawab.

 "Kenapa kamu hanya diam?, Kamu ingin aku mati kedinginan?."

"Jika aku menghampirimu, aku tak akan bisa menghangatkanmu.

"Jika aku menghampirimu, kau juga tetap tidak menghangatkan."

"Setidaknya kamu tidak terlalu kedinginan."

"Justru itu akan mempercepat matiku."

"Aku tidak akan membunuhmu."

"Kau sudah membunuhku, dengan tatapan dingin yang dari tadi menyapaku."

Aku masih berdiri disebrang jalan.

"Baiklah aku pergi, aku tidak mau melihat mu mati secepat ini."

Wednesday, March 22, 2017

Sesederhana Walau

Kamu pasti menganggapku gila, kenapa bisa masih cinta?.

Kamu lupa? Kamu yang membuat ku gila.  Kamu yang membuat aku jatuh, tapi kau tinggal begitu saja. Ahh, kedengarannya kamu sangat jahat, tapi pesonamu begitu memikat.

Kamu lupa? Stasiun kereta api, pantai, airport, berapa banyak kenangan yang kamu buat?

Jika tidak, tak apa apa. Aku tak berharap kamu mengingatnya.
Aku berharap, aku tidak pernah melupakannya.

Jangan merasa kasihan padaku, aku tidak semenyedihkan bayangan mu.
Aku tidak sefrustasi, pikiranmu.

Jangan bosan dengan setiap pujianku, itu bukan gombal murahan untuk mendapatkan perhatianmu.

Jangan bosan dengan pernyataanku, yang berkali kali bilang "aku menyukaimu".
Bila buat mu itu hanya rasa "suka" biasa, biarlah. Tapi aku jauh lebih tau "suka" macam apa yang aku rasa.

Kamu tidak perlu heran, tanpa balasan saja aku masih tetap cinta.
Kamu pasti berfikir aku tidak waras.

Bukankah sudah ku  bilang, bahwa, "cinta itu bukan karena... Tapi, walau...".

~Progo, November 2015~

Sunday, March 19, 2017

Shelter

Aku berhenti, tepat di belakang garis yang sudah di tentukan.

Aku berhenti, bukan karena lelah, tapi memang sudah ada batasnya.

Aku berhenti, agar bisa berjalan lebih jauh lagi.

Aku berhenti, bukan hanya karena rasa bosan yang menyergap.
Aku hanya sedikit sesak. Butuh henti, agar bisa ketempat yang lebih sejuk dari sekarang.

Aku berhenti sebentar dilangkah, tapi bukan di pikiran.

Aku berhenti, berupaya memilih ulang skenario lain yang belum pernah ku perani.

Aku berhenti, bukan menyerah.
Aku berhenti, bukan kalah.
Aku berhenti, sekedar singgah.

~Mari berhenti ~

Sunday, March 12, 2017

Ke (kabur) an

Sudah kucari , tapi tetap tidak kutemui.
Sudah ku putar kesana kemari,  masih belum juga aku dapati.
Coba pergi ketempat gelap, sunyi bahkan terang, mungkin bisa aku dapati.
Namun Tak jua ada hasil..

Aku lupa...

Atau aku tak ingat..

Ah, mungkin saja aku tidak tahu...

Sudah kujelajahi, masih saja belum aku temui.
Apa kamu juga sibuk mencari?
Atau malah sudah dapat pengganti?
Aku masih mencari,  masih berharap bisa aku temui.
Kalau sudah rusak,  aku berjanji akan aku perbaiki.
Aku ingat kapan patahnya, tapi entah dimana jatuhnya. 

Thursday, February 9, 2017

Sapaan Tak Bertuan

Untukmu yang sekarang dipelukannya...
Aku tidak akan bertanya, apa kamu bahagia??, Karena aku tau betul jawabannya.
Aku tidak akan bertanya, apa kamu mencintainya??, Karena aku tau betul kau akan berkata apa ....

Untukmu yang sekarang dipelukkannya...
Aku iri....
Dia bisa memelukmu selamanya.
Aku iri...
Dia bisa memilikimu dengan mudahnya.
Padahal aku jauh lebih tau bagaimana membuatmu bahagia.
Untukmu yang sedang mencium keningnya, aku tau betul bagaimana bahagianya dia sekarang.

Untukmu yang sekarang selalu membuatnya tertawa...
Semoga kamu tidak lupa, kita pernah sama-sama gila dalam hal melempar canda.

Dan untukmu yang sekarang dipilih dia.... berbahagialah........
Kamu mendapatkan yang sangat aku inginkan.

Friday, January 13, 2017

Suka Duka Jalan Sendirian

Bobo : "lo kemaren nonton sama siapa?."
Nina. : "Sendiri."
Bobo : "Masa si?? Ko bisa?."
Nina. : "ya bisa lah, lo ngerti me time kan?."
Bobo. : "Tau. Tapi aneh aja, masa nonton sendiri, atau jalan-jalan ketempat wisata sendiri. Baaa..bbaaa...biii...buu...baaa.bbaaa.......@*&#($(@!@+/
Nina : zzzzzzzzzzzzzzzzttttt *terbang*

Mungkin beberapa dari kalian masih agak aneh kalo ada orang yang jalan-jalan sendirian, nonton sendirian, atau di cafe sendirian. Dan mungkin beberapa dari kalian belum pernah ngelakuin hal itu. Me time, dua kata yang harusnya gak asing lagi yang artinya waktu untuk diri sendiri, dan beraktivitas sendirian. Misalnya, baca buku, nonton (dirumah atau bioskop), traveling,  renang, gym, nyalon atau yang lainnya (kecuali pacaran). 

 Me time, bukan suatu keanehan, tapi ada kalanya seseorang butuh sendiri, butuh meluangkan waktu untuk dirinya sendiri, setelah lelah dengan rutinitas sehari-hari, berhubungan dengan banyak orang, kita butuh waktu untuk me-refresh otak, dengan cara melakukan hal yang disenangi sendirian. Selain itu, me time adalah salah satu cara menyayangi dan membahagiakan diri sendiri, seberapa pedulinya diri kita sama kesehatan fisik, mental, dan otak kita. Kalo, kita aja gak sayang sama diri sendiri gimana mau sayang sama orang lain.

Nah, kali ini gue mau berbagi sedikit pengalaman enak dan gak enaknya kalo lagi me time atau gue lebih sering bilangnya jalan sendirian. Dan ini beberapa suka duka yang gue rasain, cekidottt :

1. Suka-suka mau kemana & ngapain
     Biasanya kalo gue pergi sendirian lebih sering nonton, dan enaknya kalo nonton sendiri, gue bebas mau nonton apa pun tanpa harus mikirin orang lain suka apa engga film yang gue tonton. Atau kalo pas film yang lagi laris, tiba-tiba tinggal satu seat , kita tetep bisa nonton tanpa harus mikirin bangku buat temen kita. Enakkk kannnn... 😆
     Nah, kalo perginya jalan-jalan, biasanya gue lebih sering gak punya tujuan, jadi ikutin kaki gue aja maunya kemana, jalannya sejauh apa, pulangnyaa jam berapa, nemuin pacar siapa *ehhh...
Pokoknya semauu gueee dehhh....

2. Gak perlu mikirin gengsi
     Mau nontonnya di tempat mahal atau murah gak peduli (tapi gue selalu cari yang murah si. Haha), intinya mah nonton, selamaa kualitas yang ditawarin sama, ya kenapa engga.
    Atau mau pergi ketempat wisata yang deket juga gapapa. Atau misal uangnya cuma cukup buat naik kereta bulak balik jakarta-bogor-jakarta, ya gapapa, yang penting seneng. Gue sering ko, ikut kereta kaya begitu hihiiiii.....

3. Bebas ngerubah tujuan
     Enaknya pergi sendiri, kita bisa bebas nentuin tujuan. Misal, rencana awal mau belanja bulanan di hypermart tapi karena mood cewek  suka tiba-tiba berubah akhirnya belanja bulannya di ceriamart . Apa bakal ada yang protes???, Ya engga lah. Siapa yang mau protes, orang jalannya sendirian. Suka.. suka... 😎

4. Pantang pulang sebelum bosen
    Kalo jalan sendirian itu lebih enak, kalo mau belanja baju atau yang lainnya, bisa ngiterin mall ampe 7 puteran  juga bebas, kalo kaki belom kapalan juga bebas. Kalo yang seneng baca buku, baca ampe abis juga gapapa, yang numpang wifian di cafe ampe kuoata wifi nya abis juga gapapa, bebasssss kalo pergi sendirian mah. *Ketawa antagonis* 

Nah, kalo ada suka pasti ada duka... Setiap insan pasti pernah merasakannya (jangan sambil nyanyi bacanya). Ini nih gak enaknya kalo pergi sendirian.

1. Gak ada temen komentar
     Biasanya kalo lagi nonton suka tiba-tiba mau ngomentarin adegannya, atau pas selesai nonton pengen buru-buru buat nge-review filmnya. Tapi berhubung jalan sendiri, semangat menggebu-gebu setelah keluar dari studio harus ditahan dulu sampe ketemu temen yang emang biasa diajak komen.

2. Gak ada yang motoin
     Gak enaknya kalo jalan-jalan sendirian, pas dateng ke satu tempat dan banyak spot poto yang kece-kece tapi gak ada yang motoin. Syedihhhh tsayyyy.... kagak bisa eksis ala-ala anak IG. Haha
       Buat yang suka komen kaya gua gini nih, kalo ada orang atau ngeliat yang aneh dikit bawaannya pengen gibahh aja, dan gak enaknya kalo jalan sendirian gua harus nahan itu. Padahal mulut udah hampir bebusa, karena pengen ngetawain atau komentarin. Nahan buat gak ngomongin orang itu lebih susah loh.. :-( . Cobain deh!

3. Di bilang aneh
     Ini merupakan hal paling gak enak kalo me time, dikira aneh, intovert, dan dikira gak punya temen, padahal kan... Emang gue gak punya temen. :-(

Mungkin segitu aja kali ya, yang gue rasain enak dan gak enakannya jalan sendirian. Mungkin ada yang lain, yang mau nambahin. 
Intinya dari me time   menurut gue adalah membahagiakan diri kita sendiri, menyamankan diri sendiri. Bukan menyediri, bergalau-galau sendu, justru sebaliknya. Jadi kalo udah beraktivitas sendirian tapi masih belom nyaman dan bahagia, gua rasa itu bukan me time.

 Belajar sayang itu dimulai dari diri sendiri ya. :-* seee yaawwwww !! Happy weekend
     
  

Monday, January 2, 2017

Random

Happy new year 2017

Waktu terasa cepet banget, rasanya baru kemaren gue masih mondar mandir kesekolah pake baju putih abu abu. Rasanya baru kemaren, tiap gue masuk kerja berasa yang paling muda. Kayanya baru kemaren gue ngerasain jadi mahasiswa sekaligus karyawan yang nge kos di ibu kota. Iya, itu semua terasa kaya baru kemaren. Dan setelah gue flashback, ternyata itu udah 5 tahun yang lalu.

Seiring berjalannya waktu, banyak proses yang harus gue laluin. Proses pembentukan mental dan kedewasaan secara emosional dan pola pikir. Walau gak benar-benar jadi dewasa, karena setiap orang punya sisi kekanak-kanakannya. Tinggal gimana nempatinnya aja.

Kalo harus flashback, banyak hal yang gue rindukan, rindu jaman SMA ngajar komputer bareng bang yudhie, karena dengan mengajar sebenarnya itu bikin gue jadi belajar terus. Kalo ngomongin soal bang yudhie, beliau orang yang sangat berpengaruh dalam proses pendewasaan gue, orang yang tau bagaimana perjuangan gue, bagaimana gue fight, nyerah dan semangat lagi. Dan beliau orang yang gak pernah bosen buat ngingetin gue sama dream note gue yang kadang gue lupain, orang yang selalu nanya gimana kuliah gue, apa kesulitan gue, orang yang pernah gue debat dengan segala jiwa pemberontak gue. Lalu, apa beliau marah sama gue? Iya, beliau marah dengan cara selalu bikin gue berfikir, bahwa yang gue lakukan selalu penuh dengan emosional. Terakhir gue kontak beliau untuk minta info lowongan pekerjaan. Dan saat itu (lagi-lagi) beliau tanya soal kuliah gue, dan dengan berat hati gue menjawab. "I'm give up." Gue tau, dia bakal kecewa sama gue, tapi beberapa hal gak bisa gue jelaskan, karena kita udh gak komunikasi secara intens kaya dulu, mengingat kesibukan masing-masing. Satu hal yang gue pengen bilang, untuk membuat peryataan tsb, gak gampang. Gue orang yang lebih kecewa sama diri gue sendiri, ketika gak bisa menyelesaikan apa yang sudah gue mulai. But, oneday, gue akan menebus semua itu. Semua hal di ajarkan oleh beliau gak akan gue buat sia-sia. Di postingan ini gue cuma mau bilang terimakasih atas semua hal yang sudah diberikan ke gue, atas kepeduliannya, atas segala rasa sayangnya, atas semua didikannya.walau gue tetep jadi mahluk yang ngeyel dan keras kepala, hidup sesuka-sukanya tapi bukan berarti gue gak berfikir ke depan.

Gue gak tau kenapa tiba-tiba pengen nulis ini, yang pasti gue tau, beliau sedikit  kecewa sama gue. Karena gue udah jarang banget dan hampir gak pernah komunikasi lagi sama beliau jadi gue ungkapin dsini, terakhir gue liat di instagram beliau sibuk dengan pekerjaannya dan sering keluar kota. Gue rasa impian beliau udh mulai tercapai. Agak malu sih, karena beliau konsisten ngejar cita-citanya.  Nah, gue yang masih muda kebanyakan leye leyenya 😅. 

Kerinduan yang lainnya adalah, rindu temen-temen SMP gue, dewi, lili sama ipul. Udah hampir 10 tahun kita sahabatan. Walau udah jarang ketemu, tapi pertemanan kami tetep baik-baik aja, walau ada kesel, berantem, kecewa tapi itu semua bisa kita laluin. Rindu bisa kumpul berempat lagi, ngomongin hayalan-hayalan konyol yang terlintas dalam pikiran kami masing-masing, melakukan dan menceritakan hal-hal bodoh untuk kita tertawai. Tapi semakin kita dewasa, makin kami sibuk dengan rutinitas masing-masing. Dewi sama gue yang sibuk kerja, lili yang kemaren sibuk kuliah, eh tapi sekarang udah jadi pengangguran deh 😜, soalnya udahh lulus. Ipul yang kerja dimalaysia, yang kalo pulang kedepok pun gak sempet main sama kita. Waktu wisudaan ipul kita masih bisa kumpul, tapi diwisudaan lili kemarin kita cuma bisa poto bertiga. Semoga kita bisa foto berempat lagi, diwisudaan dewi. Mungkin gue,,, next time (yg entah kapan 😅).

Sebenernya masih banyak lagi kerinduan, kerinduan lainnya, tapi cuma ini yang mau gue tulis. 

And the last. Harapan gue di 2017 ini, semua hal yang sudah gue rearrange bersama axa, akan terrealisasi bukan cuma sekedar wacana. Semoga gue kembali jadi orang yang konsisten, nekad (tapi bertanggung jawab). Dan gak bosen buat terus explore ilmu pengetahuan dibidang apapun. Welcome 2017.